Pages

Lebaran duluan?

30/18/11

Assalamualaikum.

Hari ini aku ikut lebaran duluan. Karena di kilo (daerah rumahku yang sering dihina karena jauh dari kota. hehe) yang melaksanakan sholat ied hanya di daerah kilo 10 (setauku). Dan karena disitu dekat hutan, jadi kami memutuskan mencari jamaah di sekitar kota saja. Tapi waktu kita cari di sekitar lapangan merdeka, ternyata sepi.
Karena aku ingat kalau si Au juga lebaran hari ini, jadi kami pindah haluan mencari di sekitar Balikpapan Baru, dekat Rumahnya. Dan akhirnya juga ketemu Au disitu. Sore itu juga aku mampir ke rumahnya. Karena Pamit lagi mudik dan Nunung tidak bisa, jadi aku sendirian kesana. Malu...



aaaah... kenyaaang...
thanks, Au ^^


Dari kesebelasan orang di rumah, yang sholat ied hari ini hanya tiga orang.
Bapak, Mama, sama aku.

But it's not a big deal, right?

Ini bukan masalah percaya mana-percaya mana. Yang penting, setidaknya kita tahu alasan dari apa yang kita pilih. Kalau kita cuma asal ikut, asal mencela, tapi hanya memakai alasan kafir-kafiran, yaaah malu-maluin aja.

Tadi pagi Bapak mengajak kami diskusi mengenai masalah ini. Beliau menjelaskan bahwa cara penentuan tanggal 1 Syawal itu ada 2 macam. Yaitu dengan cara hisab, penentuan memakai perhitungan, dan dengan cara melihat hilal atau bulan.
Di Indonesia, seperti berita-berita tadi malam, sudah meletakkan berbagai titik (sekitar 30 titik dari berbagai daerah) untuk mengamati munculnya hilal itu. Setelah mengamati, mereka mengadakan sidang isbat setelah adzan maghrib, dan sepakat menentukan 1 syawal pada tanggal 31 Agustus. Beritanya baru disiarkan sekitar setelah isya' (WITA). Dari pengamatan-pengamatan tersebut, sekitar 6 titik dilaporkan bahwa mereka melihat datangnya hilal, sisanya tidak.

"Berpuasalah bila kalian melihatnya (hilal) dan ahirilah shaum bila kalian melihatnya (hilal). Tetapi jika terhalang (tidak terlihat) maka genapkanlah bilangan Sya’ban 30 hari"
(HR. Bukhari-Muslim)

Pada titik-titik tersebut, baru terlihat 0, ... sekian derajat. Sedangkan penetapan hilal minimal 4 derajat. Setelah melalui perhitungan yang panjang, hilal belum mencapai akan mencapai 4 derajat pada keesokan harinya. Jadi setelah dilangsungkan rapat yang menyangkut seluruh umat di Indonesia, diputuskan untuk menggenapkan puasa mereka menjadi 30 hari.
Itu perhitungan dengan cara melihat hisab.

Menurut cara hilal, yang juga dianut oleh negara-negara Islam pada umumnya, bahwa hilal tersebut memang telah terlihat, berapapun derajatnya. Dan dari beberapa berita yang tadi pagi bapakku baca, di Filipina, Arab, dan beberapa negara yang juga mengamati dari posisi mereka masing-masing telah melihat hilal tersebut.
Seperti sahabat Rasul yang melaporkan bahwa ketika ia melihat hilal. Ketika Rasul menyuruhnya bersumpah, ia berani untuk bersumpah. Kemudian Beliau langsung menyuruhnya berhari raya pada keesokan harinya. Mereka tidak terlalu cenderung ke masalah derajat hilal yang terlihat. Itu yang mungkin menjadi cara pandang mereka.

Dengan adanya perbedaan penetapan 1 Syawal ini, tadi pagi aku juga sempat baca berita di internet dan mendengar beberapa orang di jalan mengomentari jamaah yang berbeda paham dengan mereka dengan kata-kata yang cenderung memojokkan. Yang mereka bilang ada paham Muhammadiyah, pemerintah, pemerintah lebih benar, tidak paham agama, tidak bisa berpikir secara logika, ini lah, itu lah, dan lain-lain.

Sebenarnya semuanya tidak ada yang salah, kan? Semua melakukan penelitian sesuai dengan ajaran Rasul dan Al-Qur'an. Semuanya diteliti oleh orang-orang yang bukan sekedar orang biasa, loh. Para peneliti-peneliti tersebut juga merupakan pakar-pakar bersertifikat yang juga sangat paham akan ajaran Islam. Setelah itupun mereka berkumpul lagi untuk merapatkannya.

Jadi pilihlah apa yang kamu yakini dalam hati. Bukan hanya sekedar ikut-ikut tanpa mengerti alasan yang sebenarnya. Apalagi sampai menyindir mereka yang berbeda pendapat sebagai kaum-kaum yang ajaranya lain. Itu tidak ada hubungannya.
Semua ajaran Islam yang benar itu sama. Memiliki 1 pedoman yang sama. Tuhan yang sama dan Rasul yang sama.

Selain itu, bapakku juga ingin menunjukkan sama seluruh keluarga di rumah ini kalau perbedaan pendapat itu sama sekali bukan... apa ya... sesuatu yang pas buat diajak berdebat, deh. Dan semua yang berdiskusi tadi pagi bisa memahami itu.
Bener-bener deh, Bapakku ini. Paling TOP sedunia! ☺

Tidak ada komentar:

Posting Komentar