20/09/11
Assalamualaykum.
Tadi pagi Pak Adi, guru matematikaku yang tinggalnya (ternyata) satu perumahan denganku, memberikan ceramah singkat. Beliau selalu datang pagi. Jadi sebelum pembacaan doa dimulai, Pak Adi pasti selalu sudah berada di kelas. Nggak kok, nggak juga. Pernah juga telat, tapi jarang.
Pagi ini beliau bercerita dan memberi nasihat di kelas kami. Tentang bagaimana kami harus menjalani kehidupan kami nantinya di dalam masyarakat. Sampai waktu pembacaan Al-Kitab juga habis karena ceramahnya.
Pak Adi menjelaskan bagaimana kami harus mengembangkan potensi hidup kami. Dimana di potensi hidup kita itu ada yang namanya pengembangan Attitude sama Kognitif.
Nilai kognitif itu memang sangat penting untuk kita kejar. Karena itu yang akan membantu kita untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Dengan nilai kognitif yang tinggi, kita mungkin bisa menjadi apa saja. Akan tetapi di dalam kehidupan yang sebenarnya, nilai tersebut hanya dapat berguna 15% saja dalam praktek di kehidupan kita sehari-hari. Sisanya tergantung kepada attitude yang kita miliki. Setinggi apapun kepintaran yang kita miliki, tapi kita tidak memiliki sikap dan perilaku yang baik, maka semua itu tidak akan bisa terlihat, selamanya. Apalagi kalau kita gagal dalam bersosialisasi.
Karena baru-baru ini kepala sekolah memberi penyuluhan mengenai pergaulan antar siswa lawan jenis. Para guru mungkin sudah mulai resah akan para anak muridnya yang pergaulannya hampir memasuki taraf ekstrim. Kalau di game Zuma, mungkin setara dengan level Sun God. Dengar-dengar banyak poto beredar yang ditangkap oleh beberapa wartawan yang akhirnya diedarkan di koran. Mengenai anak-anak berseragam SMA lawan jenis yang duduk berduaan dan melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Entah asal sekolah mereka darimana. Mungkin para guru juga stress khawatir kalau anak SMA 1 juga termasuk di dalamnya. InsyaAllah tidak...
Melihat kondisi seperti ini, mereka sudah tidak akan pernah dipandang lagi dari segi kognitif. Isi dari kepala mereka tidak akan pernah dihargai, hanya karena attitude yang gagal mereka jaga dengan baik. Kesenangan sementara yang dapat menghancurkan masa depan mereka. Gagal menjaga attitude dampaknya dapat menjadi lebih parah daripada gagal mengembangkan bakat kognitif.
Mengapa demikian?
Di luar sana, banyak sekali pengusaha-pengusaha sukses, hasil DO (drop out) dari universitas-universitas terkemuka. Tadi sebenarnya Pak Adi menyebutkan nama-nama pemilik franchise yang gagal dalam pelajaran mereka dan di DO dari ITB. Tapi aku lupa, siapa-siapa aja yang tadi disebutkan sama Pak Adi. Pokonya salah satunya Andry Wongso, yang seorang pakar motivator Indonesia. Dan itupun tidak hanya mereka-mereka yang sukses bukan karena sekolah tinggi. Pembuat Facebook, pembuat Microsoft, pegolf yang awalnya latihan secara amatir, Tiger Woods, dan masih banyak lagi. Semuanya rata-rata sukses bukan karena kecerdasan mereka dalam bidang akademik. Akan tetapi karena kepribadian mereka yang menentukan masa depan mereka sendiri. Ketekunan dalam mengembangkan diri atas apa yang telah mereka miliki dan kuasai.
Makanya, Pak Adi pernah bilang kalau tidak ingin sembarangan memberi tambahan les kepada murid-murid yang minta les sama beliau. Karena ia tidak ingin ilmunya dipakai hanya untuk mengejar nilai. Tapi ia ingin memberikan ilmunya kepada para murid agar dapat berguna dalam kehidupan mereka selanjutnya. Di dalam kubur, malaikat tidak akan bertanya hasil dari sin 25 itu sama dengan berapa. Tapi bagaimana sin 25 itu dapat bermanfaat bagi orang lain dalam kehidupan di dunia ini.
Masa lulus SMA itu sama seperti waktu dimana kita keluar dari rumah. Di kehidupan SMA, bisa dibilang masih serupa dengan kehidupan rumah yang selalu di ingatkan makan, tidur, dll. Setiap kali ada yang membolos, sering telat, sering ketiduran di kelas, pasti diberi peringatan tegas. Dan tidak jarang orang tua dipanggil. Diberi pengarahan begini dan begitu agar tidak diulangi. Dan itu semua bukannya for nothing. Itu juga termasuk salah satu pembelajaran untuk kita.
Tapi setelah kita lulus SMA nanti, jangan harap akan ada lagi yang mengingatkan ini dan itu. Tidak akan ada lagi guru yang menegur kalau bermalas-malasan di kelas. Karena (katanya) semua dosen tidak ada yang ingin tahu bagaimana keadaan para mahasiswa mereka. Tidak akan ada lagi yang namanya diberi peringatan karena membolos atau tidak masuk. Karena kalau daftar absensi kita sudah bolong-bolong dan tidak memenuhi angka yang seharusnya, maka kata "DO" akan selalu bergentayang di sekitar anda. Tidak akan ada lagi yang namanya toleransi.
Jadi jangan sampai kalian salah pilih jalan hanya karena attitude kalian yang gagal kalian rawat dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar