Pages

Assalamualaikum.

Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah aamiin. 😊

Anak-anak Twitter nowadays suka bikin konten-konten diskusi dan aku suka banget menyimak bahasan-bahasan di dalamnya. Nah yang bener-bener baru berlangsung dan eye-catching menurutku, ada pembahasan mengenai hukum dalam Islam tentang hak wanita dan laki-laki. Karena ini seruuu banget.

Jadi di dalam diskusi itu (maaf nggak bisa menyertakan screen-shoot-annya, karena saya terlalu malas untuk meminta izin satu-satu akun untuk mengambil gambar cuitannya) banyak yang ngasih tanggapan positif dan negatif. Dari yang hanya sekedar menyampaikan hadist yang sudah sering kita dengar, sampai ada yang benar-benar kritis menanggapi.

Sebelumnya, aku mau ngejelasin kalau aku ini mungkin termasuk ke dalam tipikal jama'ah yang cari aman ya teman-teman hehe, karena aku masih ngerasa ibadah dan kemampuanku untuk mengkritisi masih sangat minim. Jadi lebih sering nggak ikut mengeluarkan suara dan memilih untuk menyimak, kemudian menyimpulkan sendiri apa yang bisa aku terapkan di kehidupan pribadiku.

Jadi dimulai dari diskusi terbuka seorang akhwat yang lagi menjaring aspirasi tentang Islam yang mendukung keadilan gender, dengan Rasulullah sebagai role model-nya. Tapi ada pula yang menemukan ayat Quran/teks hadist yang paradoks soal itu.

Nggak lama kemudian, benar-benar banyak tanggapan dan contoh-contoh awam yang mungkin sudah sering kali kita dengar juga mungkin di diskusi dengan orang-orang terdekat kita. Contohnya perempuan yang boleh dipukul kalau melawan suami, malaikat yang melaknat istri yang menolak untuk melayani suami, hak waris, poligami, menikah dengan ahli kitab, istri yang menjadi hak suami sepenuhnya melebihi orang tua, reward di surga, dan masih banyak lagi. Mungkin sebenarnya kalau kita kaji lebih dalam, aku yakin banget akan ada titik terang yang bisa membuat kita nggak bertanya-tanya dan merasa nggak adil.

Yang selalu bikin hatiku tenang dengan semua peraturan Islam yang aku pelajari walau mungkin belum begitu dalam ini, yaitu kepalaku sudah terprogram untuk selalu meyakini kalau nggak ada yang nggak adil di alam semesta ini dan akhirat nanti. Bahkan tiap perbuatan yang kita lakukan selalu akan datang balasannya cepat atau lambat.

Bagi aku pribadi, toh jika Allah memberikan hak lebih kepada laki-laki dengan segala hukum yang sudah diberikan kepada umat Islam, itu wajar-wajar aja. Cukup kita lihat dari dua sisi saja, kewajiban mencari nafkah dan kondisi manusiawi (fisik beserta seluruh hawa nafsunya). Tapi ingat bahwa wanita lebih dimuliakan karena diciptakan lebih lemah.

Sebenarnya toh jika akhwat ada yang merasa hak laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita, akan lebih afdol kalau kita list dulu semua keringanan yang juga diberikan Allah untuk wanita.

Dari keringanan untuk tidak melakukan ibadah wajib ketika berhalangan, tidak diwajibkan sholat jumat, tidak diwajibkan sholat lima waktu di masjid, tidak diwajibkan mencari nafkah, malah memiliki hak untuk dinafkahi, dimuliakan oleh anak melebihi ayah, hak untuk harus dijaga ketika bepergian keluar rumah, hitungan ibadahnya ketika melayani suami, ketika hamil, melahirkan, menyusui, itu semua tidak dimiliki suami, dan masih banyak lagi.

Dan masalah hukuman fisik, hak milik sepenuhnya kepada suami dibandingkan orang tua istri, dan sebagainya, menurutku bisa diselesaikan dengan berdiskusi satu sama lain. Karena sebelum menikah pun pasti selalu ada pertemuan antara dua keluarga kan. Pihak yang menikah maupun keluarga satu sama lain mempertimbangkan hartanya, keturunannya, parasnya, dan agamanya. Mukmin yang berasal dari keluarga baik dan memiliki agama yang baik pasti akan menghindari perselisihan yang tidak ada titik temunya dan akan menjaga semua janji dan tanggung jawab kepada keluarga kedua belah pihak sebelum menikah. Toh kedua belah pihak juga bisa menolak sebelum terjadi akad kan.

Oleh karena itu percayalah kalau semua hukum di agama kita sangat indah dan adil pada tempatnya.

Wallahu a'lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar