Pages

Selalu menginginkan lebih?

Assalamualaikum.

Minggu, 17 April 2016.

Hidup itu pilihan. Bukan berarti orang bisa bebas memilih jadi baik atau buruk. Pilihan disini punya artian yang saaangaaat luas. Pastinya. Hidup kita kan nggak cuma sehari-dua hari.

Tapi dalam memilih, apakah kita lantas bisa mendapatkan semuanya? Mungkin kamu menginginkan kehidupan yang layak dan serba ada. Uang bukanlah segalanya, tapi segalanya butuh uang. Tapi apakah hidup dengan layak saja cukup?

Ada beberapa kepala keluarga yang aku kenal cukup baik. Beberapa di antara mereka ada yang berpendapatan UMR perbulannya, bahkan kurang, dengan anak lebih dari tiga, tapi mereka selalu bersyukur. Mereka punya cerita masing-masing sampai mereka ada di posisi mereka yang sekarang ini. Kehidupan mereka sebelumnya ada yang lebih parah dari saat ini, ada juga yang jauh lebih baik tapi karna itu hidup mereka nggak tenang.

Ada yang belajar dari kesalahan, ada yang berawal dari serba nekat, sampai akhirnya mereka terima kondisi mereka yang seperti sekarang ini tanpa pernah ngeluh lagi atau selalu ingin lebih, selalu ingin lebih lagi. Yang penting keluarganya masih bisa makan, anaknya bisa sekolah dan punya bekal supaya nanti bakal berkehidupan lebih baik dari yang sekarang. Sisa uang seadanya ditabung untuk biaya nikah anak-anak, asuransi, atau kejadian-kejadian nggak terduga lainnya. Selebihnya mereka serahkan ke Allah. Nggak ngabisin waktu untuk pusing mikirin main investasi, nggak kepikiran beli barang-barang mahal untuk gengsi.

Tapi apa orang-orang itu nggak bisa terima dengan kehidupan mereka yang kayak gitu? Nggak. Malah mereka itu orang-orang yang-kita nggak bakal nyangka-punya rasa syukur yang lebih dari orang-orang kayak kita yang berkecukupan gini. Mereka gampang banget ketawa. Selalu senyum ke semua orang. Ketemu orang ngeselin, nggak pernah dilawanin. Mereka kayak dapat kebahagiaan sendiri tiap mereka ketemu orang. Bisa bagi cerita, bagi kejadian-kejadian seru. Itu aja sudah cukup buat mereka.

Sementara ada juga beberapa orang yang dengan kehidupan yang serba berlebih, masih selalu mengejar sesuatu untuk memenuhi tuntutan gaya hidup lingkungan di sekitarnya. Dengan tingkat gengsi, yang jika gaya hidup belum memenuhi atau melebihi standar lingkungan di sekitarnya, belum bisa mendapatkan ketenangan. Selalu merasa kurang. Emosional. Depresi dengan bahan pembicaraan rekan-rekan kerja atau tetangga.

Mungkin kamu menginginkan wajah cantik dan badan yang proporsional, sementara kamu sudah diberi otak yang cerdas.
Mungkin kamu menginginkan pasangan yang rupawan, pintar dan mapan. Sementara kamu sudah memiliki teman-teman dan keluarga yang selalu ada untukmu, yang selalu membuatmu tertawa setiap harinya, dan mengangkat semangatmu ketika kamu sedih.
Mungkin kamu menginginkan lisan yang disenangi semua orang, mudah beradaptasi dengan siapapun dan disenangi banyak orang. Sementara kamu sudah memiliki paras yang cantik, keluarga yang baik dan bermartabat, dan pekerjaan yang sesuai dengan harapanmu.
Mungkin kamu menginginkan otak yang cerdas dan kritis dalam menanggapi berbagai permasalahan. Sementara kamu sudah cukup terkenal dengan sifatmu yang ceria, humoris, dan tak merasa terbebani dengan bantuan-bantuan yang kau berikan kepada orang lain
Dan masih banyak lagi.

Dari situ kemudian banyak pertanyaan yang akhirnya muncul.

Apa kita bisa merasakan semuanya sekaligus? Apa ketika kita mengejar apa yang kita harapkan tersebut, semua yang telah kita miliki akan tetap berada pada posisinya? Atau akan hilang satu per satu seiring dengan apa yang kemudian kita dapatkan? Apakah orang yang menurut kita sempurna baik penampilan, kehidupan pribadi dan kariernya, benar-benar sesempurna itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar